Jakarta – Di tengah belum adanya kepastian soal keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci, muncul sejumlah isu yang dinilai Kementerian Agama (Kemenag) menyesatkan. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi pun meluruskan hal ini.
“Mohon kepada semua pihak ini penting disampaikan, agar tidak mengembangkan isu-isu yang menyesatkan,” kata Zainut kepada wartawan, Minggu (2/5/2021).
Zainut menjelaskan ada 3 isu liar yang tersebar di masyarakat terkait ibadah haji 2021. Pertama menurutnya ada isu yang mengaitkan keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci terkendala karena belum tersertifikasinya vaksin COVID-19 produksi Sinovac di WHO. Menurutnya ini tidak benar.
“Juga ada isu Indonesia nggak boleh memberangkatkan haji karena tunggakan akomodasi di Mekah. Negara Indonesia katanya banyak utang di sana. Itu bohong,” ujar Zainut.
“Juga ada yang mengaitkan karena adanya kasus peradilan, terkait status hukum seseorang. Ini tidak benar. Semuanya tidak benar,” sambung sosok yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menegaskan.
Menurut Zainut, belum adanya kepastian terkait keberangkatan jemaah haji 2021 karena situasi pandemi COVID-19 yang belum melandai baik itu di Arab Saudi maupun di dunia. Dia mengingatkan terkait kasus gelombang kedua COVID-19 di India yang hingga kini masih mengkhawatirkan.
“Jadi memang dalam kondisi pandemi yang tidak bisa kita hindari. Jangan kemudian ada isu-isu yang itu justru membingungkan masyarakat bahkan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak baik,” ujar Zainut.
“Kalau misalnya nanti ada pembatalan atau tidak ada pemberangkatan itu kaarena situasi pandemi COVID-19. Jadi kami mengimbau betul kepada masyarakat untuk tidak percaya hoax ya, berita bohong yang diedarkan oleh orang-orang yang memang sengaja menciptakan situasi yang tidak kondusif,” imbuhnya.
Terkait haji 2021, Zainut menegaskan hingga saat ini pemerintah masih menunggu kepastian dari otoritas Arab Saudi. Namun dia meminta calon jemaah haji untuk mulai menata hati.
“Masyarakat terutama calon jemaah haji harus menyiapkan diri menata hatinya agar bisa menerima keputusan dari pemerintah dalam bentuk apapun termasuk keputusan yang paling pahit jika misalnya tahun ini tidak diselenggarakan ibadah haji,” ujar Zainut.
sumber : detikcom