Sabtu, September 13, 2025

Latest Posts

Budiman Sudjatmiko: Demo 28-30 Agustus, Peristiwa Kerusuhan Unik Pertama dalam Sejarah Indonesia Modern

Jakarta – Demonstrasi yang berujung ricuh pada tanggal 28-30 Agustus 2025 menjadi sorotan banyak pihak, termasuk aktivis dan Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko. Menurutnya, kerusuhan ini bukan hanya sekadar aksi massa, melainkan peristiwa “kerusuhan unik pertama” dalam sejarah Indonesia modern. Pernyataan ini didasarkan pada perbandingan dengan aksi-aksi demonstrasi sebelumnya, termasuk yang ia alami pada tahun 1998.

Perbandingan Aksi Massa: Dulu vs. Sekarang

Budiman Sudjatmiko, yang dikenal sebagai salah satu aktivis penting 1998, membandingkan demonstrasi ricuh baru-baru ini dengan gerakan mahasiswa yang menumbangkan Orde Baru. Ia menjelaskan bahwa pada masa itu, aksi massa memiliki visi, misi, dan pimpinan yang jelas. Bersama rekan-rekannya di Partai Rakyat Demokratik (PRD), mereka menyusun manifesto, tuntutan, serta analisis politik, ekonomi, sejarah, dan geopolitik yang terstruktur.

Hal ini, menurut Budiman, sangat berbeda dengan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025. Ia menilai bahwa aksi unjuk rasa kali ini tidak memiliki tujuan yang jelas, menjadikannya unik dalam konteks sejarah modern Indonesia.

Mengapa Disebut “Unik”?

Budiman mengakui bahwa demonstrasi yang berujung kericuhan bukanlah fenomena langka di dunia. Namun, kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 28-30 Agustus 2025 ini dianggapnya sebagai yang terbesar dan paling unik. Keunikannya terletak pada ketiadaan pimpinan dan tujuan yang terorganisir, sebuah anomali jika dibandingkan dengan sejarah gerakan massa di Indonesia yang biasanya memiliki agenda politik yang terukur.

Respons dan Implikasi Lainnya

Kerusuhan ini juga memicu berbagai respons dari lembaga lain. Komnas HAM, misalnya, meminta pihak kepolisian untuk tidak sembarang melakukan penangkapan. Sementara itu, kerugian fisik akibat demo juga tercatat, termasuk rusaknya 18 lampu lalu lintas di Jakarta yang harus diperbaiki. Peristiwa ini menunjukkan dampak yang meluas, baik dari sisi hukum, sosial, maupun infrastruktur.

Pernyataan Budiman Sudjatmiko mengenai kerusuhan pada akhir Agustus 2025 sebagai “peristiwa kerusuhan unik pertama dalam sejarah Indonesia modern” menawarkan sudut pandang baru dalam memahami fenomena aksi massa. Perbandingan dengan gerakan 1998 menunjukkan bahwa dinamika protes telah berubah, dari aksi yang terstruktur menjadi kericuhan yang lebih sporadis, menimbulkan tantangan baru bagi pihak berwenang dan masyarakat.

Latest Posts

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.