 di Lima, Peru.){kind=link}
Jakata – Dunia diplomasi Indonesia berduka. Zetro Leonardo Purba, seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, meninggal dunia secara tragis setelah ditembak oleh orang tak dikenal. Insiden tragis ini terjadi saat Zetro sedang menikmati waktu luang dengan bersepeda bersama sang istri. Peristiwa ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menyoroti pentingnya keamanan bagi para diplomat di luar negeri.
Kronologi Insiden Tragis
Zetro Leonardo Purba ditembak tiga kali di dekat rumahnya di wilayah Lince, Lima. Meskipun Zetro sempat dievakuasi ke klinik terdekat, nyawanya tidak tertolong. Istri korban, yang berada di tempat kejadian, berhasil selamat dan kini dalam perlindungan pihak kepolisian Peru.
Zetro sendiri merupakan seorang Penata Kanselerai Muda yang baru lima bulan bertugas di Peru. Sebelumnya, ia memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam pelayanan diplomatik, termasuk bertugas di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, Australia, dari tahun 2019 hingga 2022.
Reaksi Pemerintah dan Tindakan Lanjut
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Zetro. Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah berkoordinasi erat dengan otoritas Peru untuk memastikan kasus ini diusut tuntas. Selain itu, Menlu juga telah menghubungi Duta Besar RI untuk Peru, Ricky Suhendar, untuk memastikan semua proses berjalan lancar, termasuk pengurusan pemulangan jenazah ke Tanah Air.
Kemlu juga memberikan perhatian khusus kepada keluarga yang ditinggalkan. Zetro meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Pihak kementerian berkomitmen untuk mengurus pendidikan anak-anaknya sebagai bentuk tanggung jawab dan dukungan.
Pesan Penting: Prioritas Keamanan Diplomat
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bagi seluruh pegawai Kementerian Luar Negeri untuk selalu mengutamakan keselamatan saat bertugas. Tantangan keamanan yang dihadapi para diplomat di berbagai belahan dunia sangat beragam, mulai dari ancaman kriminal hingga situasi politik yang tidak stabil. Oleh karena itu, langkah-langkah proaktif dan kewaspadaan tinggi adalah hal yang mutlak diperlukan.
Kematian Zetro Leonardo Purba di Peru adalah kehilangan besar bagi bangsa. Tragedi ini tidak hanya menyoroti risiko yang dihadapi para diplomat Indonesia saat bertugas di luar negeri, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengusut tuntas kejahatan terhadap warga negaranya dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban. Semoga kasus ini segera terungkap dan keadilan dapat ditegakkan.