Sabtu, September 7, 2024

Latest Posts

Pendeta Gilbert Lumoindong Minta Maaf atas Video Khotbah Ledek Zakat

Cekkejadian.com – Pendeta terkenal, Gilbert Lumoindong, menciptakan kehebohan selama libur Lebaran ini.

Tokoh Kristen Indonesia yang memiliki banyak pengikut ini sering kali menimbulkan kontroversi melalui pernyataannya.

Gilbert Lumoindong meyakini bahwa pendiriannya adalah yang benar dan semua orang lain salah, pandangan ini yang konsisten dia anut.

Yang terbaru, candaan Gilbert Lumoindong tentang zakat dan salat menjadi viral di media sosial.

Tentu saja, hal ini sangat sensitif karena menyinggung umat Islam.

Pernyataan yang dibungkus dalam lelucon ini disampaikan Gilbert Lumoindong selama khotbah.

Awalnya, Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk membersihkan harta.

“Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus,” katanya disambut tawa jemaat Protestan.

Selain itu, Gilbert Lumoindong juga menyindir salat yang menurutnya dianggap lebih sulit daripada ibadah dalam agamanya.

Menurut Gilbert, dalam agamanya, saat hendak beribadah, umatnya hanya perlu membersihkan diri sekali seminggu, berbeda dengan agama Islam yang memerlukan membersihkan diri setiap kali beribadah.

Dia juga menekankan bahwa gerakan ibadah dalam agamanya tidak menyebabkan kelelahan karena hanya melibatkan berdiri, bernyanyi, dan bertepuk tangan.

“Lah kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita hanya berdiri, tepuk tangan ya santai, tidak seperti,” ujarnya.

Dalam Islam, ibadahnya disebut sebagai “setengah mati”.

Karena leluconnya yang sangat sensitif, pendeta dari Gereja Bethel Indonesia tersebut mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak.

Untuk menangani agar isu tersebut tidak semakin membesar, Gilbert Lumoindong segera mengambil tindakan dengan mengunjungi Jusuf Kalla, yang merupakan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 serta Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), untuk meminta maaf kepada umat Islam.

“Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada,” kata Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).

Di hadapan Jusuf Kalla, Gilbert Lumoindong terlihat menundukkan kepala sambil memberikan jabatan tangan.

Dia menyatakan bahwa pernyataannya tentang zakat dan salat sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghina agama Islam.

Gilbert Lumoindong mengungkapkan bahwa ia dibesarkan di lingkungan yang mayoritas beragama Islam dan bahkan mempelajari agama Islam saat masih bersekolah dasar.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa tidak ada niat sedikit pun darinya untuk dengan sengaja merendahkan ajaran Islam.

Selain itu, kata dia, ceramah tersebut konteksnya adalah ibadah interen alias tidak berlaku untuk umum.

“Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online, jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum,” ucap Pendeta Gilbert Lumoindong.

Sementara itu, JK mengatakan, dirinya telah mengingatkan Pendeta Gilbert Lumoindong untuk saling menghargai satu dengan lainnya.

“Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agamamu agamamu. Kita saling menghargai tapi tidak saling mengkritik ataupun menghina apalagi,” ujarnya.

JK mengutarakan alasannya mau menjembatani klarifikasi Gilbert Lumoindong atas pernyataannya yang mengundang kritik berbagai pihak.

Dia pun mengingatkan beberapa kasus terkait persoalan agama di beberapa wilayah di Indonesia yang memakan korban.

“Karena itu lah jangan lah, sebelum meluas kita harus selesaikan, padamkan, tadi minta maaf, Islam itu pemaaf, jangan lagi. Itu alasannya,” ucap JK.

Kecaman MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, juga memberikan tanggapan terhadap ceramah dari Pendeta Gilbert Lumoindong.

Cholil Nafis meminta kepada semua pihak, termasuk pemuka agama, untuk menghormati agama lainnya.

“Ya, semua umat beragama wajib menjaga kehormatan agamanya dan agama orang lain,” kata Cholil Nafis kepada Tribunnews, Senin (15/4/2024).

“Saling menghargai dan menghormati antar sesama umat itu penting, agar masyarakat tetap rukun dan bersatu,” imbuhnya.

Hanya saja saat disinggung apakah MUI mendorong agar hal ini dibawa ke ranah hukum, Cholil tidak memberikan tanggapannya.

“Agar hidup rukun atau hukum agar ditegakkan kepadanya demi keutuhan bangsa,” katanya.

Cholil Nafis pun mempertanyakan maksud dari pernyataan Gilbert Lumoindong tersebut.

“Mau bercanda atau serius ini? Kalau bercanda tak lucu tapi kalau serius pasti keliru,” katanya.

Menurut Cholil, jika memang Gilbert menyatakan dalam ceramahnya adalah serius, maka apa yang disampaikan orang tersebut adalah keliru.

Sebab, dalam ceramahnya, Gilbert menyinggung soal pembayaran zakat umat muslim yang sebesar 2,5 persen.

Kata Cholil, hal itu sudah pasti keliru, karena dalam ajaran agama Islam pembayaran zakat bermacam bentuknya.

“Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya,” ujar Cholil.

Atas hal tersebut, Cholil menggaris bawahi kalau pernyataan yang disampaikan oleh Gilbert itu tidak layak.

Pasalnya, yang bersangkutan menyampaikan sebuah ceramah namun dengan membandingkan ajaran agama lain.

Sebagai pemuka agama menurut Cholil, harus mampu menjaga kerukunan di antara masing-masing penganut agama.

“Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan (agama lain) itu tak layak diucapkan. Ini bisa bikin gara-gara memecah kerukunan umat,” ucap Cholil.

Baca Juga : Film Siksa Kubur Tembus Satu Juta Penonton!

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari Cekkejadian.com. Untuk kerjasama lainnya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya 

Latest Posts

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.